DUO HIPPO DINAMIS TERSESAT DI BYZANTIUM; MELIHAT UNIKNYA TURKI DARI KACA MATA KUDA NIL.
Pertama mendengar judulnya saya mengira kalau komik ini menceritakan tentang dua ekor kuda nil yang berpetualang di Turki. Ternyata benar, komik yang ceritanya terinspirasi dari buku The Naked Traveler ini memang menceritakan tentang perjalanan dua ekor kuda nil yang tersesat di Turki. Bukan kuda nil sungguhan, melainkan julukan bagi KK dan DD, kedua tokoh utama pada komik ini. Dua perempuan berbadan tambun dan jago berenang yang sangat hobi jalan-jalan dan menjuluki dirinya Duo Hippo Dinamis (DHD).
Cerita bermula ketika DHD memutuskan jalan-jalan ke Turki di suatu siang yang biasa-biasa saja dan membosankan. Setibanya di Istanbul, DHD ingin pergi ke Cappadocia sebagai tempat yang wajib dikunjungi di Turki. Tapi mereka kebingungan karena sama sekali tidak tahu bagaimana caranya ke Cappadocia sekalipun KK pernah ke Turki sebelumnya. Mereka mesti berputar-putar mencari cara untuk sampai di Cappadocia dan didapatlah petunjuk kalau mau ke Cappadocia mesti ke Ankara terlebih dahulu. Beberapa kali mereka tersesat di jalan, mengalami kendala komunikasi karena perbedaan bahasa, atau ketia DD tertinggal di dalam kereta api. Pengalaman unik dan nyebelin juga mereka temui ketika mencba mandi ala Turki di sebuah pemandian umum khusus perempuan (nggak perlu diceritain, biar surprise, hehehehehe).
Setelah susah payah mencari cara untuk tiba di Cappadocia, mereka berkenalan dengan seorang laki-laki bernama ET yang juga hendak ke Ankara. DHD pun mengajak ET untuk ikut liburan ke Cappadocia karena ET juga punya teman bernama Hasan di sana, dan ET menyanggupi dengan syarat DHD mau menemani E.T. mengurus dokumen kenegaraan karena ET sempat menjadi pengedar narkoba di Amerika Serikat. Meskipun gagal mengurus dokumen, ET dan DHD tetap pergi dan bertemu dengan Hasan.
Bersama ET dan Hasan, DHD mengalami pengalaman-pengalaman menarik seperti ikut sarapan ala Turki di ruang tamu sambil duduk berdesak-desakan di sofa, mencoba wine dari kebun angur yang sama seperti wine yang diminum Yesus, menjelajahi gua di Undergound City (gua yang dalamnya mirip seperti keju Swiss), singgah ke Uchisar yang bangunannya didominasi oleh kastil-kastil, hingga naik balon udara yang bermuatan bahan bakar sampai 80 liter propana, serta mengakhiri petualangan ke lembah Ilhara, sebuah jurang raksasa sedalam 100 meter yang terbentuk sejak ribuan tahun lalu.
Setelah puas jalan-jalan di Capaadocia, DHD pamitan pulang ke Indonesia. Tapi petualangan DHD di Cappadocia belum seberapa, karena DHD belum menceritakan petualangan mereka di tempat-tempat berair (tempat favorit mereka) seperti : Olympos, Blue Cruise, Pulau Bajak Laut, Kota Tenggelam, Kas, dan Fethiye. Sayangnya petualangan mereka di tempat berair belum diceritakan di sini, jadi tunggu aja kisah DHD selanjutnya.
* * *
Setelah membaca komik ini, ada dua hal yang membuat saya berhasrat yaitu : pengin jalan-jalan keliling dunia dan belajar berenang! Ya, saya memang tidak bisa berenang. Padahal ada banyak sekali tempat-tempat keren untuk wisata pantai dan menyelam di Indonesia, mengingat Indonesia adalah negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia dan beriklim tropis. Selain berhasrat untuk jalan-jalan dan belajar berenang, saya tidak sabar menunggu kelanjutan kisah ini. Ada banyak sekali hal tentang keindahan negeri-negeri di luar sana. Selain keindahan tempat, juga keragaman budaya dan situs-situs bersejarah lainnya.
Gaya bercerita yang dituturkan Trinity dan Erastianti sangat ringan dan menyenangkan. Ada banyak kejadian-kejadian lucu dan nggak penting yang menjadikan komik ini selalu enak untuk dibaca. Serta kepiawaian Sheila Rooswitha dalam mengilustarikan perjalanan Trinity dan Erastiani, seolah-olah Sehaila juga ikut dalam perjalanan mereka bedua. Dengan coretannya yang sederhana namun berisi bervolume, Sheila tidak melupakan detil dari tempat-tempat yang dikunjungi DHD, sehingga komik yang ringan ini tetap berbobot.
Saya benar-benar nggak sabar menunggu buku kedua-nya, karena pasti akan ada banyak kejadian-kejadian menarik yang dialami oleh DHD. Selain saya juga sangat menyukai gaya gambar Sheila Rooswitha. Dan saya jadi tertarik untuk membaca buku The Naked Traveler.
Komik dengan label Graphic Travelogue ini diterbitkan oleh Curhat Anak Bangsa (CAB) dan B-First, dibanderol dengan harga Rp. 39.000 (Rp. 36.000 pas launching). Sayangnya saya nggak datang pas launching dan gak bisa dapetin kaos DHD. Tapi saya dapet tanda tangan dari Sheila Rooswitha, lho.
Di komik berikutnya, cerita menarik apa lagi ya, yang dialamin oleh DHD? Jadi nggak sabar nunggunya.
05 Juni 2010
Cerita bermula ketika DHD memutuskan jalan-jalan ke Turki di suatu siang yang biasa-biasa saja dan membosankan. Setibanya di Istanbul, DHD ingin pergi ke Cappadocia sebagai tempat yang wajib dikunjungi di Turki. Tapi mereka kebingungan karena sama sekali tidak tahu bagaimana caranya ke Cappadocia sekalipun KK pernah ke Turki sebelumnya. Mereka mesti berputar-putar mencari cara untuk sampai di Cappadocia dan didapatlah petunjuk kalau mau ke Cappadocia mesti ke Ankara terlebih dahulu. Beberapa kali mereka tersesat di jalan, mengalami kendala komunikasi karena perbedaan bahasa, atau ketia DD tertinggal di dalam kereta api. Pengalaman unik dan nyebelin juga mereka temui ketika mencba mandi ala Turki di sebuah pemandian umum khusus perempuan (nggak perlu diceritain, biar surprise, hehehehehe).
Setelah susah payah mencari cara untuk tiba di Cappadocia, mereka berkenalan dengan seorang laki-laki bernama ET yang juga hendak ke Ankara. DHD pun mengajak ET untuk ikut liburan ke Cappadocia karena ET juga punya teman bernama Hasan di sana, dan ET menyanggupi dengan syarat DHD mau menemani E.T. mengurus dokumen kenegaraan karena ET sempat menjadi pengedar narkoba di Amerika Serikat. Meskipun gagal mengurus dokumen, ET dan DHD tetap pergi dan bertemu dengan Hasan.
Bersama ET dan Hasan, DHD mengalami pengalaman-pengalaman menarik seperti ikut sarapan ala Turki di ruang tamu sambil duduk berdesak-desakan di sofa, mencoba wine dari kebun angur yang sama seperti wine yang diminum Yesus, menjelajahi gua di Undergound City (gua yang dalamnya mirip seperti keju Swiss), singgah ke Uchisar yang bangunannya didominasi oleh kastil-kastil, hingga naik balon udara yang bermuatan bahan bakar sampai 80 liter propana, serta mengakhiri petualangan ke lembah Ilhara, sebuah jurang raksasa sedalam 100 meter yang terbentuk sejak ribuan tahun lalu.
Setelah puas jalan-jalan di Capaadocia, DHD pamitan pulang ke Indonesia. Tapi petualangan DHD di Cappadocia belum seberapa, karena DHD belum menceritakan petualangan mereka di tempat-tempat berair (tempat favorit mereka) seperti : Olympos, Blue Cruise, Pulau Bajak Laut, Kota Tenggelam, Kas, dan Fethiye. Sayangnya petualangan mereka di tempat berair belum diceritakan di sini, jadi tunggu aja kisah DHD selanjutnya.
* * *
Setelah membaca komik ini, ada dua hal yang membuat saya berhasrat yaitu : pengin jalan-jalan keliling dunia dan belajar berenang! Ya, saya memang tidak bisa berenang. Padahal ada banyak sekali tempat-tempat keren untuk wisata pantai dan menyelam di Indonesia, mengingat Indonesia adalah negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia dan beriklim tropis. Selain berhasrat untuk jalan-jalan dan belajar berenang, saya tidak sabar menunggu kelanjutan kisah ini. Ada banyak sekali hal tentang keindahan negeri-negeri di luar sana. Selain keindahan tempat, juga keragaman budaya dan situs-situs bersejarah lainnya.
Gaya bercerita yang dituturkan Trinity dan Erastianti sangat ringan dan menyenangkan. Ada banyak kejadian-kejadian lucu dan nggak penting yang menjadikan komik ini selalu enak untuk dibaca. Serta kepiawaian Sheila Rooswitha dalam mengilustarikan perjalanan Trinity dan Erastiani, seolah-olah Sehaila juga ikut dalam perjalanan mereka bedua. Dengan coretannya yang sederhana namun berisi bervolume, Sheila tidak melupakan detil dari tempat-tempat yang dikunjungi DHD, sehingga komik yang ringan ini tetap berbobot.
Saya benar-benar nggak sabar menunggu buku kedua-nya, karena pasti akan ada banyak kejadian-kejadian menarik yang dialami oleh DHD. Selain saya juga sangat menyukai gaya gambar Sheila Rooswitha. Dan saya jadi tertarik untuk membaca buku The Naked Traveler.
Komik dengan label Graphic Travelogue ini diterbitkan oleh Curhat Anak Bangsa (CAB) dan B-First, dibanderol dengan harga Rp. 39.000 (Rp. 36.000 pas launching). Sayangnya saya nggak datang pas launching dan gak bisa dapetin kaos DHD. Tapi saya dapet tanda tangan dari Sheila Rooswitha, lho.
Di komik berikutnya, cerita menarik apa lagi ya, yang dialamin oleh DHD? Jadi nggak sabar nunggunya.
05 Juni 2010
Komentar
Posting Komentar