Positioning, Diferensiasi dan Value Dalam Komunitas

Komunitas dapat dipersepsikan sebagai wadah, tempat bernaung, sekumpulan orang-orang dengan visi-misi yang sama, atau juga geng penghobi dengan jenis hobi dan kegiatan yang sama, bukanlah hal yang asing di telinga anak muda. Apalagi mahasiswa yang tergolong aktif di kampusnya, besar kemungkinan punya komunitas juga di kampusnya.

Komunitas (baik di kampus atau di luar kampus) sangat beragam dan banyak jumlahnya. Mulai dari komunitas seni visual, hobi dan mainan, pemilik kendaraan dari merek tertentu, atau juga komunitas bisnis. Keberagaman ini bukan hanya muncul dari basis komunita yang berbeda. Ada juga komunitas yang, meskipun memilii basis yang sama, punya visi-misi berbeda. Sebut saja ada dua, bahkan tiga komunitas komik yang memiliki visi-misi berbeda. Perbedaan-perbedaan visi-misi ini bisa menjadi "nilai jual" komunitas tersebut.

Dalam hal "jual-menjual" --bukan jualan secara materi/transaksi keuangan-- bagi masing-masing komunitas, ada tiga hal yang menjadi nilai jual tersendiri bagi sebuah komunitas, yaitu :positioning, diferensiasi dan Value.



Positioning

Positioning dibutuhkan bukan semata supaya mudah dikenal oleh masyarakat, lebih jauh untuk menjadikan komunitas supaya tetap fokus pada apa yang dijalankannya. Misalnya komunitas A dan komunitas B sama-sama komunitas tari, dan mereka punya tujuan yang berbeda. Komunitas A contohnya, menempakan diri sebagai komunitas tari yang bertujuan melestarikan tarian-tarian lokal, sementara komunitas B adalah komunitas tari yang tujuannya mengambangkan budaya tari lokal dengan budaya tari luar. Baik komunitas A maupun komunitas B sama-sama fokus pada tujuannya sehingga tidak sulit bagi orang untuk mengenalinya. Positioning yang kuat mutlak diperlukan supaya orang-orang mudah mengidentifikasikan mereka.

Positioning kadang bisa diciptakan atau lahir sendiri. Seiring perjalanan waktu dan eksistensi serta konsistensi, positioning akan diperoleh dan mampu menjadikan sebuah komunitas bertahan di antara komunitas-komunitas sejenis ataupun tak sejenis. Maka sebuah komunitas yang punya positioning kuat akan tetap bertahan karena mereka punya landasan dalam berkomunitas.



Diferensiasi

Disamping positioning, diferensasi tak kalah penting. Fungsi diferensiasi disini mampu memperkuat positioning yang telah dibangun (atau terbangun), dan lebih jauh lagi malah membangun positioning yang belum dimiliki. Ambil contoh komunitas menggambar A yang dibentuk namun belum tahu apa visi-misi didirikannya. Namun komunitas menggambar A punya diferensiasi, yaitu mereka selalu menggunakan kertas-kertas sisa sebagai media menggambarnya, sehingga komunitas ini dikenal sebagai komunitas gambar "peduli lingkungan". Nah, predikat "peduli lingkungan" ini bisa dimanfaatkan sebagai positioning sampai akhirnya komunitas menggambar A punya positioning sebagai komunitas gambar yang ramah lingkungan karena memanfaatkan alat-alat sisa atau bekas sebagai media berkarya, dan mengajak orang-orang supaya lebih sadar lingkungan dalam berkarya.

Diferensiasi dan positioning dapat dibangun secara bersamaan atau bertahap, tergantung proses berkembang suatu komunitas. Untuk membangun kedua hal tersebut, dibutuhkan dedikasi dan orang-orang yang tepat dalam tubuh sebuah komunitas. Kesamaan visi dan misi menjadi penting untuk dipertimbangkan. Karena visi dan misi yang kuat dan jelas menjadi kendaraan bagi sebuah komunitas untuk tetap melaju pada track-nya.

Diferensasi adalah "apa yang membuat kamu berbeda dibandingkan orang lain" sehingga mudah dikenali juga.



Value

Positioning dan diferensasi yang sudah terbangun dengan baik tidaklah cukup untuk memberikan "nilai jual" bagi komunitas. Untuk memperkuat "daya jualnya", sebuah komunitas juga harus memiliki value. Baik value untuk anggota komunitas maupun value untuk orang-orang di luar komunitas.

Sebagus apapun produk, bila tidak memberikan value bagi yang menggunakannya ibarat mobil sport yang tidak pernah dipakai ngebut. Sama aja bohong. Fitur-fitur dan kemampuan lebih ketimbang yang dimiliki mobil lain telah dimiliki, tapi tidak digunakan. Hanya membuang-buang daya dan waktu (ini cuma analogi saja).

Value yang diberikan oleh masing-masing komunitas bisa berebeda, dan value ini pun akan dipersepsikan berbeda juga oleh orang-orang. Value bisa dilihat, sebagai contoh, dari seberapa besar komunitas berkontribusi terhadap bidang yang digelutinya. Peran apa yang telah dijalani oleh komunitas tersebut. Apa saja perubahan atau seberapa besar dedikasi dari komunitas tersebut?

Value kadang tidak berhubungan dengan positioning atau diferensiasi. Bisa saja value justru datang disebabkan anggota komunitas yang ramah-ramah, baik hati dan tidak sombong (kaya Si Boy, hehehe...), komunitasnya rajin mengadakan bakti sosial, atau menciptakan kader-kader baru sebagai agen perubahan yang dampaknya membuat generasi muda menjadi lebih kreatif dan optimis dalam berkarya serta bermasyarakat.



* * *



Pada akhinya, sebuah komunitas yang memiliki positioning, diferensasi dan value yang kuat dan baik, harus tetap berjuang supaya tetap eksis. Selain mempertahankan eksistensi dan konsistensi dalam berkegiatan, komunitas juga tak terlepas dari regenerasi. Regenerasi untuk mempertahankan positioning, diferensasi dan value bisa menjadi tugas yang berat karena generasi selanjutnya boleh jadi memiliki visi dan misi yang berebeda. Hal ini tidak menutup kemungkinan akan mengubah positioning dan diferensasi dari sebuah komunitas.



06-Januari-2011



Komentar

Postingan Populer